Senja untuk Perindu
Cahaya sore yang memberiku segelintir sendu
Cahaya sore yang kadang menjadi pelipur lara
Cahaya sore yang selalu menjadi alasan perindu menanti-nanti kehadirannya
Dialah semburat oranye yang menenggelamkan para
perindu
Dialah yang selalu menghidupkan kenangan-kenangan
tak bernyawa kembali bernyawa
Tak berperi-kerinduan..
Tak tau adat..
Namun, kawan…
Tak dinyana, menjadi perindu memang seperti ini
Akan selalu membutuhkan tempat tenggelam bersama kenangan
Akan selalu membutuhkan teman untuk berbagi nelangsa
Akan selalu membutuhkan cahaya untuk berhenti menyendu
Begitu kentara, semua itu adalah senja.. Kawan…
Hanya Ia yang mau menerima tatapan sendunya orang
merindu
Hanya Ia yang mampu menanggung nelangsa-nelangsa
orang merindu
Hanya Ia yang setia meluangkan waktu diakhir
waktunya demi perindu
Meski Ia bukan Tuhan…
Ia tetap anugrah terindah dari Tuhan untuk perindu
Ia tetap cahaya yang Tuhan titipkan sebagai perlipur lara para perindu
Ialah Abang Sore, yang dihadiahkan Tuhan untuk perindu nan dirundung durja
Ialah Abang Sore, Dewa kerinduan yang tak berperi-kerinduan..
Amboi Nian…
#HariPuisiSedunia
March, 22
Okeh Juga. Aku Req puisi tentang ibu Dong haha
BalasHapus